Arsip Bulanan: Februari 2015

Saran “Groot Major” Prakoso

Cerpen: Y.B Mangunwijaya Dua kali bunyi lonceng jam kamar makan. Nyaris tak terdenganr karena dikalahkan suara gemuruh dari jalan besar yang sejak pagi kemarin menjadi medan benturan para pemuda dan aparat. Entah mengapa biasanya pukul 4-5 petang demo sudah usai, … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Lepas | Tag , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Saran “Groot Major” Prakoso

Max Havelaar, Mitos Belanda yang Membuat Kita Terkecoh

Pada Kongres Studi Belanda di Indonesia (23-27 November 1987) kontroversi di sekitar Max Havelaar karangan Multatuli, muncul lagi di permukaan. Ditambah lagi dengan pameran Multatuli di Erasmus Huis dan pemutaran filem Max Havelaar yang menghebohkan itu. Kontroversi yang muncul sejak … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Artikel Bahasa dan Sastra Indonesia | Tag , , , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Max Havelaar, Mitos Belanda yang Membuat Kita Terkecoh

Mati Sunyi

Karya:  Cok Sawitri Koran-koran menulis tentang kematian Bibiku. Banyak tokoh berkomentar bahwa bangsa ini telah kehilangan salah satu anaknya yang terbaik. Seorang pejuang kemanusiaan telah pergi! Bangsa ini berduka. Televisi pun tak kalah haru birunya, mulai berlomba menayangkan kisah sang … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Kompas | Tag , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Mati Sunyi

Semakin dan Semakin ke Barat

Karya:  Budiarto Danujaya Lelaki itu adalah masa kecilku. Masa kecil berterik matahari di gersang sawah kemarau pada musim burung-burung melintas, ketika mosaik retakan tanah mendidihkan cairan tubuh lewat telapak kaki tak beralas kami–aku, adikku, dan anak-anaknya. Masa kecil berbasah keringat menyambung, … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Kompas | Tag , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Semakin dan Semakin ke Barat

Menyelamatkan Kematian

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Selasa, 11 November 2014 Ditulis oleh Rizaldy Yusuf Sebagai kematian, aku merasa hina. Aku adalah pedang yang berkarat dan tumpul hingga tak lagi pandai menggurat luka apalagi merenggut nyawa. Semesta menertawakanku dari bangku penonton. Seolah aku adalah … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Menyelamatkan Kematian

Telaga Air Mata (Mengenang Korban Lumpur Lapindo)

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Selasa, 28 Oktober 2014 Ditulis oleh Suheri Sidoarjo, 2060. Seperti para pelancong lainnya, aku pun bergeming di tepi telaga. Mata tertuju ke tengah-tengah danau2 sambil berharap-harap cemas menanti kemunculan kabut dari dalam air telaga yang oleh penduduk … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Telaga Air Mata (Mengenang Korban Lumpur Lapindo)

Cancer Club

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Selasa, 26 Agustus 2014 Ditulis oleh Adityagama Ghozali Aku akan bercerita kepada kalian tentang bertapa tragisnya aku melihat kematianku sendiri. Perkenalkan namaku Issak. Aku menyewa rumah susun di sebuah perkampungan suram yang berjarak 10 mil dari keramaian … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Cancer Club

Burung Pun Terbang Berpasangan

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Senin, 25 Agustus 2014 Ditulis oleh Husni Mubarok Ruzan menghela nafas panjang. Tatapannya menerawang ke luar jendela bis yang membawanya pergi menuju kampung halaman. Hanya untuk mencari ketentraman dan ketenangan batinnya yang selama ini ia rasakan begitu … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Burung Pun Terbang Berpasangan

Miracolo A Senen Raya

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Kamis, 03 Juli 2014 Ditulis oleh Chairil Gibran Ramadhan 1 Harga segelas besar kopi di pinggir jalan tak lebih dari 40 sen, dan itu semata sekedar mengopi saja. Tapi di Pasar Senen, tepatnya di restoran yang ada … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Miracolo A Senen Raya

Tanah Warisan

Kategori: Cerpen Diterbitkan: Rabu, 02 Juli 2014 Ditulis oleh Marsus Banjarbarat Dari seberang pekarangan, dari balik gerimis yang samar-samar, pelepah pohon siwalan itu kuyup meneteskan air ke belahan tanah yang gersang. Batang-batang yang ramping bergoyang-goyang ketika angin bertiup. Pelepah-pelepah itu … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Cerpen Horison | Tag , , , , , | Komentar Dinonaktifkan pada Tanah Warisan